Kata 'nikmat' dan kata 'lezat' memang bersinonim. Ada irisan pengertian dan klarifikasi bisa saling sulih (saling menggantikan) meskipun tidak sepenuhnya. Kaprikornus ada kalanya sebuah kalimat dan ungkapan bisa memakai dan ludang kecepeh pas bila memakai kata nikmat, sementara tidak bisa diganti oleh kata lezat. Begitu juga sebaliknya, penggunaan kata lezat tidak bisa sepenuhnya mengganti kata nikmat.
Berikut ini klarifikasi arti kata nikmat dan arti kata lezat sekaligus perbedaan dan evaluasi rasa masing-masing kata tersebut.
Arti Dalam Kamus
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata nikmat memiliki tiga klarifikasi yaitu:
1 a enak; lezat: rujukan kalimat: Masakannya memang nikmat;
2 a merasa puas; senang: rujukan kalimat: Nikmat rasanya tidur di kamar sebagus ini;
3 n pemmemberikanan atau karunia (dari Allah): Allah telah memmemberikan nikmat kepada manusia;
Dilihat dari kelas katanya, pengertian dan klarifikasi yang pertama dan kedua kata nikmat di atas merupakan adverbia. Adverbia ialah kata yang bisa memmemberikankan penejalasan untuk jenis kata yang lain. Bisa dianggap sebagai kata sifat. Sementara pengertian dan klarifikasi kata nikmat yang ketiga merupakan nomina, ditandai dengan kependekan n. Nomina ialah kata benda. Jadi, berpengertian dan klarifikasi sesuatu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata lezat memiliki dua klarifikasi pengertian dan penjelasan, yaitu:
1 enak (tentang rasa kuliner atau minuman); sedap;
2 nikmat (dalam arti seksual);
Masing-masing arti di atas merupakan arti kata lezat sebagai kelas kata adverbia. Jadi, posisinya berfungsi untuk menjelaskan nomina. Misalnya, Makanan enak ini sangat murah. Dalam rujukan kalimat ini, kata lezat menjelaskan kata makanan.
Antara kata nikmat dan kata lezat memiliki pengertian dan klarifikasi yang bersinggungan, khususnya pengertian dan klarifikasi yang pertama dari masing-masing penjelasan. Yaitu pengertian dan klarifikasi kata lezat dan nikmat yang berkaitan dengan masakan dan makanan. Dalam kata lezat dijelaskan bahwa kata tersebut juga bersinonim dengan kata enak dan kata sedap.
Arti Kata Lezat dan Nikmat dalam Konteks Penggunaannya
Dalam konteks penggunaan, enak dan kata nikmat bisa dipakai secara berlawanan. Misalnya dalam kalimat memberikankut ini:
Makanan itu memang terlihat lezat, tapi sama sekali tidak nikmat di lidahnya.
Dalam kalimat di atas, terdapat kata lezat dan kata nikmat yang dipakai secara berlawanan. Sebuah kuliner bisa jadi enak tapi tidak bisa otomatis dianggapa sebagai kuliner yang nikmat.
Ludang kecepeh jelasnya lagi bisa dilihat dalam konteks kalimat memberikankut ini:
Kelezatan kuliner itu tidak bisa ia nikmati alasannya pikirannya sedang kacau.
Jadi, kata lezat dalam konteks kuliner ludang kecepeh didasarkan pada indra pencecap (lidah). Lezat 'hanya' berkaitan dengan rasa yang bisa dideteksi oleh mulut. Sementara kata 'nikmat' ludang kecepeh akrab hubungannya dengan perasaan atau jiwa. Bisa dikatakan bahwa kata nikmat berpengertian dan klarifikasi ludang kecepeh dalam dari pada sekadar lezat.
Berdasarkan pengertian dan klarifikasi dalam konteks penggunaannya tersebut lezat belum tentu nikmat. Begitu juga dengan nikmat tidak harus lezat.
Misalnya dalam kondisi yang berbeda. Ada dua orang, yang satu makan nasi putih dengan lauk kerupuk, sementara orang lain makan dengan lauk mahal berupa sate kelas satu. Tapi yang makan hanya dengan kerupuk gres saja dinyatakan lulus ujian skripsi dengan sempurna. Sementara yang lauk sate gres saja kehilangan orang yang sangat disayangi. Pasti lauk kerupuk saja, dalam kondisi di atas jauh ludang kecepeh nikmat dari pada yang sedang makan sate tapi sedang sedih.
Maka dari itu pula, imbuhan yang bisa menempel pada kata lezat dan kata nikmat tidak sama. Ada kata menikmati tapi tidak ada kata melezati. Begitu pula ada kata melezatkan yang mempunyai arti mampu menciptakan menjadi enak namun tidak ada kata menikmatkan karena tidak ada benda atau apa pun itu yang bisa memaksa sesuatu yang tidak nikmat menadi nikmat seknorma dan sopan santun.
Asal-Usul Kata Nikmat dan Lezat
Penjelasan arti antara kedua kata tersebut di atas, bisa dirunut dari asal-usul katanya. Kata nikmat diserap berakar dari bahasa Arab ni'matan - ni'mah - نعمة. Arti kata ni'mah dalam bahasa Arab asalnya ialah iya. Berasal dari kata na'am - نعم. Kata ni'matan dalam rangkaian ni'matallah (نعمة الله) memiliki arti karunia dari Allah.
Nama saja karunia atau pemerian, segala bentuk yang kita miliki merupakan pemmemberikanan dari Allah. Maka tidak salah knorma dan moral kita mendengar rangkaian istilah nikmat sehat, nikmat sempat. Karena kesehatan dan kesempatan yang kita miliki intinya ialah pemmemberikanan dari Tuhan.
Sementara itu kata lezat kemungkinan juga berasal dari bahasa Arab laziz - لذيذ. Pelafalan laziz dalam proses penerimaan dalam bahasa Indonesia bisa berkembang menjadi lazit atau lezat karena 'kedekatan' antara z dan suara d atau t. Seperti pada kata azan mampu dilafalkan adan. Nah, kata laziz dengan abjad dzal dalam bahasa Arab bekerjasama dengan rasa makanan.
Intinya, mari nikmati apapun yang kita miliki, meskipun kadang juga tidak lezat. Salam Pustamun!
Berikut ini klarifikasi arti kata nikmat dan arti kata lezat sekaligus perbedaan dan evaluasi rasa masing-masing kata tersebut.
Arti Dalam Kamus
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata nikmat memiliki tiga klarifikasi yaitu:
1 a enak; lezat: rujukan kalimat: Masakannya memang nikmat;
2 a merasa puas; senang: rujukan kalimat: Nikmat rasanya tidur di kamar sebagus ini;
3 n pemmemberikanan atau karunia (dari Allah): Allah telah memmemberikan nikmat kepada manusia;
Dilihat dari kelas katanya, pengertian dan klarifikasi yang pertama dan kedua kata nikmat di atas merupakan adverbia. Adverbia ialah kata yang bisa memmemberikankan penejalasan untuk jenis kata yang lain. Bisa dianggap sebagai kata sifat. Sementara pengertian dan klarifikasi kata nikmat yang ketiga merupakan nomina, ditandai dengan kependekan n. Nomina ialah kata benda. Jadi, berpengertian dan klarifikasi sesuatu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata lezat memiliki dua klarifikasi pengertian dan penjelasan, yaitu:
1 enak (tentang rasa kuliner atau minuman); sedap;
2 nikmat (dalam arti seksual);
Masing-masing arti di atas merupakan arti kata lezat sebagai kelas kata adverbia. Jadi, posisinya berfungsi untuk menjelaskan nomina. Misalnya, Makanan enak ini sangat murah. Dalam rujukan kalimat ini, kata lezat menjelaskan kata makanan.
Antara kata nikmat dan kata lezat memiliki pengertian dan klarifikasi yang bersinggungan, khususnya pengertian dan klarifikasi yang pertama dari masing-masing penjelasan. Yaitu pengertian dan klarifikasi kata lezat dan nikmat yang berkaitan dengan masakan dan makanan. Dalam kata lezat dijelaskan bahwa kata tersebut juga bersinonim dengan kata enak dan kata sedap.
Arti Kata Lezat dan Nikmat dalam Konteks Penggunaannya
Dalam konteks penggunaan, enak dan kata nikmat bisa dipakai secara berlawanan. Misalnya dalam kalimat memberikankut ini:
Makanan itu memang terlihat lezat, tapi sama sekali tidak nikmat di lidahnya.
Dalam kalimat di atas, terdapat kata lezat dan kata nikmat yang dipakai secara berlawanan. Sebuah kuliner bisa jadi enak tapi tidak bisa otomatis dianggapa sebagai kuliner yang nikmat.
Ludang kecepeh jelasnya lagi bisa dilihat dalam konteks kalimat memberikankut ini:
Kelezatan kuliner itu tidak bisa ia nikmati alasannya pikirannya sedang kacau.
Jadi, kata lezat dalam konteks kuliner ludang kecepeh didasarkan pada indra pencecap (lidah). Lezat 'hanya' berkaitan dengan rasa yang bisa dideteksi oleh mulut. Sementara kata 'nikmat' ludang kecepeh akrab hubungannya dengan perasaan atau jiwa. Bisa dikatakan bahwa kata nikmat berpengertian dan klarifikasi ludang kecepeh dalam dari pada sekadar lezat.
Berdasarkan pengertian dan klarifikasi dalam konteks penggunaannya tersebut lezat belum tentu nikmat. Begitu juga dengan nikmat tidak harus lezat.
Misalnya dalam kondisi yang berbeda. Ada dua orang, yang satu makan nasi putih dengan lauk kerupuk, sementara orang lain makan dengan lauk mahal berupa sate kelas satu. Tapi yang makan hanya dengan kerupuk gres saja dinyatakan lulus ujian skripsi dengan sempurna. Sementara yang lauk sate gres saja kehilangan orang yang sangat disayangi. Pasti lauk kerupuk saja, dalam kondisi di atas jauh ludang kecepeh nikmat dari pada yang sedang makan sate tapi sedang sedih.
Maka dari itu pula, imbuhan yang bisa menempel pada kata lezat dan kata nikmat tidak sama. Ada kata menikmati tapi tidak ada kata melezati. Begitu pula ada kata melezatkan yang mempunyai arti mampu menciptakan menjadi enak namun tidak ada kata menikmatkan karena tidak ada benda atau apa pun itu yang bisa memaksa sesuatu yang tidak nikmat menadi nikmat seknorma dan sopan santun.
Asal-Usul Kata Nikmat dan Lezat
Penjelasan arti antara kedua kata tersebut di atas, bisa dirunut dari asal-usul katanya. Kata nikmat diserap berakar dari bahasa Arab ni'matan - ni'mah - نعمة. Arti kata ni'mah dalam bahasa Arab asalnya ialah iya. Berasal dari kata na'am - نعم. Kata ni'matan dalam rangkaian ni'matallah (نعمة الله) memiliki arti karunia dari Allah.
Nama saja karunia atau pemerian, segala bentuk yang kita miliki merupakan pemmemberikanan dari Allah. Maka tidak salah knorma dan moral kita mendengar rangkaian istilah nikmat sehat, nikmat sempat. Karena kesehatan dan kesempatan yang kita miliki intinya ialah pemmemberikanan dari Tuhan.
Sementara itu kata lezat kemungkinan juga berasal dari bahasa Arab laziz - لذيذ. Pelafalan laziz dalam proses penerimaan dalam bahasa Indonesia bisa berkembang menjadi lazit atau lezat karena 'kedekatan' antara z dan suara d atau t. Seperti pada kata azan mampu dilafalkan adan. Nah, kata laziz dengan abjad dzal dalam bahasa Arab bekerjasama dengan rasa makanan.
Intinya, mari nikmati apapun yang kita miliki, meskipun kadang juga tidak lezat. Salam Pustamun!
Advertisement