Seperti halnya teks kisah yang lain, setiap teks yang berupa teks narasi niscaya memeiliki tokoh dengan masing-masing wataknya. Begitu juga dengan teks kisah fabel. Teks fabel niscaya mempunyai tokoh dan tabiat yang berbeda-beda biar menciptakan rangkaian kisah menjadi menarik.
Tokoh dalam fabel memang berupa huruf fauna, tapi tokoh fabel mempunyai tabiat yang hidup menyerupai manusia. Hal ini memang sengaja dibentuk biar kisah fabel menjadi citra tabiat insan sehingga sanggup menjadi pendidikan, ajaran, dan citra kehidupan bagi manusia.
Sebelum memilih tokoh kisah dan tabiat tokohnya ada baiknya kita baca kembali fabel yang berjudul: Semua Istimewa. Fabel yang berjudul 'Semua Istimewa' merupakan salah satu teladan teks kisah fabel yang terdapat dalam Buku Teks Bahasa Indonesia untuk kelas 8 SMP/MTs. Fabel 'Semua Istimewa' dikutip dari Harian Kompas, edisi Minggu tanggal 15 Februari 2015. Berikut ini isi komplit fabel yang berjudul 'Semua Istimewa'.
Semua Istimewa
Ulu, sebuntut katak hijau, sedang bangkit di pinggir kolam. Hai itu langit sangat gelap dan hari mirip itulah yang Ulu sukai. Tidak usang lalu air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa.
"Hujan telah tiba!" Ulu berteriak dengan girang. Ulu pun mulai bersenanndung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Ia melihat tiruant yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari.
"Wahai tiruant, hujan telah datang jangan bersembunyi!" seru Ulu kepada tiruant yang sedang berusaha keras menghindari tetesan air hujan.
Semut menghela napas dan menantap Ulu dalam-dalam. "Ulu, saya tidak suka dengan ujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Akut tidak sanggup berenang sepertimu, makanya saya berteduh," sahut Semut.
"Makanya Semut, kau harus latihan berenang! Aku semenjak berupa berudu sudah sanggup berenang, masa kau tidak sanggup ? berenang itu sangat gampang, julurkan saja kakimu," Ulu menjulurkan kakinya, "dan tendang ke belakang mirip iti! Ups, maaf, kakimu kan pendek," Sambi tertawa, Ulu melompat meninggalkan tiruant.
Semut hanya sanggup menatap Ulu dengan kesal. Semut tidak sanggup berenang lantaran ia berjalan.
Ulu kembali berseru, "Hujan telah tiba! Hujan telah tiba! Oh, Hai Ikan! Au sangat suka dengan hujan, bagaimana denganmu? Ulu berhenti di pinggir bak dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam. Ikan mendongakkan kepalanya ke atas dan berbicara kepada Ulu. "Aku tidak sanggup mencicipi hujan Ulu. Lihatlahh, saya tinggal bersama air. Bagaimana caranya saya sanggup menikmati hujan mirip kau Ulu?" Ikan pun kembali berputar-putar di dalam kolam.
"Hah! murung sekali hidupmu Ikan! Seandainya kau sanggup mirip aku, sanggup hidup di dalam dua dunia, darat dan air, mungkin kau akan sanggup mencicipi kebahagiaan ini. Nikmati saja air kolammu lantaran kau idak akan sanggup pernah mencicipi rintikan hujan di badanmu!"
Apa yang Ulu katakan sangat menusuk hati Ikan. Ikan menatap ke arah tubuhnya yang ersisik, lalau menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yang ersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisikolam yang lain. Ulu pun kembali melompat-lompat di sekitar bak dan kembali bersenandung.
Saat Ulu datang di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger i dhan pohon dan memmembersihkankan bulunya. Ulu menerka Burung juga sama mirip Semut dan Ikan yang tidak sanggup menikmati hujan.
"Hai Burung, kenapa kau tdak mau keluar dan menikmati hujan? Apakah kau takut bulumu basah? Atau apakah kau takut karam ke dalam bak mirip Semut? Ataukah memang kau tidak sanggup menikmati indahnya hujan mirip Ikan?" Setelah berkata demikian, Ulu tertawa kencang-kencang.
Burung menatap ke arah Ulu yang masih tertawa, "Hai Ulu, apakah kau sanggup naik ke mari?"
Ulu kudang keringngunan, "Apa maksudmu, Burung?"
"Apakah kau sanggup memanjat naik ke mari, Ulu?"
"Apa yang kau maksud, Burung? Tentu saja saya tidak sanggup !" Ulu cemberut dan menatap ke arah dua kakinya,. Ulu menyesal punya kaki yang pendek sehinga tidak sanggup terbang.
"Ulu, tidakkah kau tahu bahwa Sang Pencipta menciptakan kita dengan kuunikanyang berbeda-beda? Aku tidak sanggup berenang sepertimu dan ikan, tetapi saya sanggup terbang mengitari angkasa," burung kembali berkata dengan bijak. "Itulah yang kumaksud, Ulu. Kita masing-masing mempunyai keludang keringhan sendiri-sendiri. Semut tidak sanggup berenang sepertimu, tetapi ia sanggup menyusup ke tempat-tempat kecil yang tidak sanggup kau lewati. Ikan tidak sanggup melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air. Kamu tidak seharusnya menghina mereka!"
Ulu mulai menyadari bahwa tindakannya salah. Diam-diam Ulu berpikir bahwa tindakannya itu tidak benar. Ia seharusnya tidak menyombongkan keludang keringhan dan menghina teman-temannya.
"Maafkan saya Brung." ucap Ulu seraya menatap sendu ke arah Semut, Ikan yang semenjak tadi memperhatikan pembicaraan mereka. "Maafkan saya Semut, Ikan, selama ini saya telah menyinggung perasaanmu." Sejak ketika itu, Ulu mulai menghargai teman-temannya dan mereka pun menyukainya kembali.
BACA JUGA: Tokoh dan Watak Tokoh Fabel 'Semua Istimewa' dan Buktinya dalam Teks Fabel
Menentukan Rangkaian Peristiwa Fabel 'Semua Istimewa'
Urutkan isi fabel di atas memakai bahasamu sediri dengan menjawaban pertanyaan-pertanyaan diberikut!
Urutkan bencana yang dialami oleh Ulu di atas!
Awalnya:
Awalnya Ulu sedang berada di tepi kolam.
Tiba-tiba:
Tiba-tiba hujan turun. Ulu sangat menyukai hujan. Dia sangat senang bermandikan hujan.
Lalu:
Lalu Ulu bertemu dengan Semut, bukannya senang tiruant malah bersembunyi dari hujan sehingga Ulu mengejeknya lantaran takut hujan dan tak sanggup berenang.
Selanjutnya:
Selanjutnya Ulu berjalan dan bertemu dengan Ikan yang tidak sanggup mencicipi rintik hujan. Ulu juga mengejek ikan lantaran tidak sanggup bererak mirip katak.
Kemudian:
Kemudian Ulu bertemu dengan burung dan ditantang untuk naik ke atas pohon. Ulu tidak sanggup naik dan merasa dihina oleh Burung.
Akhirnya:
Akhirnya Ulu sadar telah menghina teman-temannya lantaran tidak sanggup mirip Ulu sesudah didiberitahu oleh Burung. Ulu meminta maaf kepada teman-temannya.
Pertanyaan selanjutnya: Mengapa Ulu meremehkan teman-temannya?
Ulu meremehkan teman-temannya lantaran menganggap dirinya paling hebat. Teman-temannya tidak sanggup melaksanakan mirip apa yang beliau kerjakan. Semut tidak sanggup berenang, sementara ikan sanggup nya hanya berenang tidak sanggup berjalan di darat.
Pertanyaan selanjutnya: Ceritakan proses Ulu hasilnya menyadari kesalahannya!
Ulu mulai sadar akan kesalahannya lantaran beliau ditantang untuk naik ke atas pohon oleh Burung. Dia hasilnya merasa terhina. Kadab itu, burung mengingatkan kepada Katak Ulu bahwa, ucapannya kepada teman-temannya menyinggung perasaan. Sejak itu Ulu sadar salah dan hasilnya meminta maaf.
Pertanyaan selanjutnya: Daftarlah huruf insan yang diibaratkan pada hewan dan huruf hewan orisinil pada fabel di atas!
Maksud dari pertanyaan di atas adalah,karakter insan yang bagaimana yang tergambarkan dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' di atas? Maka huruf yang muncul ada dua yang lebih banyak didominasi yaitu huruf orang sombong yang diwakili oleh katak Ulu, dan huruf Bijaksana yang diwakili oleh Tokoh Burung.
Katak Ulu sombong lantaran merasa ludang keringh sanggup dibanding dengan hewan lain. Sama halnya mirip insan yang merasa sombong lantaran merasa ludang keringh bisa dibandingkan dengan orang lain.
Dalam kehidupan nyata, fauna yang menjadi huruf dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' di atas memang mewakili kondisi nyatanya.
Karakter Ulu digambarkan sebagai fauna yang sanggup berenang sekaligus sanggup melompat-lompat. Karena kepakarannya itu, beliau mejadi sombong.
Karakter tokoh tiruant dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' juga digambarkan sesuai dengan kehidupan nyata. Semut tidak sanggup berenang dan takut pada hujan.
Karakter tokoh Ikan dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' digambarkan persis dengan kondisi kasatmata ikan yang hanya sanggup hidup di dalam air.
Karakter tokoh Burung dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' digambarkan sebagai huruf yang bijaksana, sanggup mengingatkan tabiat sombong si Ulu. Dalam kehidupan nyata, burung memang merupakan hewan yang sanggup terbang.
Demikian klarifikasi dan analisis fabel 'Semua Istimewa' yang mencakup struktur fabel, alur kisah fabel, dan huruf tokoh yang ada dalam fabel.
Tokoh dalam fabel memang berupa huruf fauna, tapi tokoh fabel mempunyai tabiat yang hidup menyerupai manusia. Hal ini memang sengaja dibentuk biar kisah fabel menjadi citra tabiat insan sehingga sanggup menjadi pendidikan, ajaran, dan citra kehidupan bagi manusia.
Sebelum memilih tokoh kisah dan tabiat tokohnya ada baiknya kita baca kembali fabel yang berjudul: Semua Istimewa. Fabel yang berjudul 'Semua Istimewa' merupakan salah satu teladan teks kisah fabel yang terdapat dalam Buku Teks Bahasa Indonesia untuk kelas 8 SMP/MTs. Fabel 'Semua Istimewa' dikutip dari Harian Kompas, edisi Minggu tanggal 15 Februari 2015. Berikut ini isi komplit fabel yang berjudul 'Semua Istimewa'.
Semua Istimewa
Ulu, sebuntut katak hijau, sedang bangkit di pinggir kolam. Hai itu langit sangat gelap dan hari mirip itulah yang Ulu sukai. Tidak usang lalu air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa.
"Hujan telah tiba!" Ulu berteriak dengan girang. Ulu pun mulai bersenanndung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Ia melihat tiruant yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari.
"Wahai tiruant, hujan telah datang jangan bersembunyi!" seru Ulu kepada tiruant yang sedang berusaha keras menghindari tetesan air hujan.
Semut menghela napas dan menantap Ulu dalam-dalam. "Ulu, saya tidak suka dengan ujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Akut tidak sanggup berenang sepertimu, makanya saya berteduh," sahut Semut.
"Makanya Semut, kau harus latihan berenang! Aku semenjak berupa berudu sudah sanggup berenang, masa kau tidak sanggup ? berenang itu sangat gampang, julurkan saja kakimu," Ulu menjulurkan kakinya, "dan tendang ke belakang mirip iti! Ups, maaf, kakimu kan pendek," Sambi tertawa, Ulu melompat meninggalkan tiruant.
Semut hanya sanggup menatap Ulu dengan kesal. Semut tidak sanggup berenang lantaran ia berjalan.
Ulu kembali berseru, "Hujan telah tiba! Hujan telah tiba! Oh, Hai Ikan! Au sangat suka dengan hujan, bagaimana denganmu? Ulu berhenti di pinggir bak dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam. Ikan mendongakkan kepalanya ke atas dan berbicara kepada Ulu. "Aku tidak sanggup mencicipi hujan Ulu. Lihatlahh, saya tinggal bersama air. Bagaimana caranya saya sanggup menikmati hujan mirip kau Ulu?" Ikan pun kembali berputar-putar di dalam kolam.
"Hah! murung sekali hidupmu Ikan! Seandainya kau sanggup mirip aku, sanggup hidup di dalam dua dunia, darat dan air, mungkin kau akan sanggup mencicipi kebahagiaan ini. Nikmati saja air kolammu lantaran kau idak akan sanggup pernah mencicipi rintikan hujan di badanmu!"
Apa yang Ulu katakan sangat menusuk hati Ikan. Ikan menatap ke arah tubuhnya yang ersisik, lalau menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yang ersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisikolam yang lain. Ulu pun kembali melompat-lompat di sekitar bak dan kembali bersenandung.
Saat Ulu datang di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger i dhan pohon dan memmembersihkankan bulunya. Ulu menerka Burung juga sama mirip Semut dan Ikan yang tidak sanggup menikmati hujan.
"Hai Burung, kenapa kau tdak mau keluar dan menikmati hujan? Apakah kau takut bulumu basah? Atau apakah kau takut karam ke dalam bak mirip Semut? Ataukah memang kau tidak sanggup menikmati indahnya hujan mirip Ikan?" Setelah berkata demikian, Ulu tertawa kencang-kencang.
Burung menatap ke arah Ulu yang masih tertawa, "Hai Ulu, apakah kau sanggup naik ke mari?"
Ulu kudang keringngunan, "Apa maksudmu, Burung?"
"Apakah kau sanggup memanjat naik ke mari, Ulu?"
"Apa yang kau maksud, Burung? Tentu saja saya tidak sanggup !" Ulu cemberut dan menatap ke arah dua kakinya,. Ulu menyesal punya kaki yang pendek sehinga tidak sanggup terbang.
"Ulu, tidakkah kau tahu bahwa Sang Pencipta menciptakan kita dengan kuunikanyang berbeda-beda? Aku tidak sanggup berenang sepertimu dan ikan, tetapi saya sanggup terbang mengitari angkasa," burung kembali berkata dengan bijak. "Itulah yang kumaksud, Ulu. Kita masing-masing mempunyai keludang keringhan sendiri-sendiri. Semut tidak sanggup berenang sepertimu, tetapi ia sanggup menyusup ke tempat-tempat kecil yang tidak sanggup kau lewati. Ikan tidak sanggup melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air. Kamu tidak seharusnya menghina mereka!"
Ulu mulai menyadari bahwa tindakannya salah. Diam-diam Ulu berpikir bahwa tindakannya itu tidak benar. Ia seharusnya tidak menyombongkan keludang keringhan dan menghina teman-temannya.
"Maafkan saya Brung." ucap Ulu seraya menatap sendu ke arah Semut, Ikan yang semenjak tadi memperhatikan pembicaraan mereka. "Maafkan saya Semut, Ikan, selama ini saya telah menyinggung perasaanmu." Sejak ketika itu, Ulu mulai menghargai teman-temannya dan mereka pun menyukainya kembali.
BACA JUGA: Tokoh dan Watak Tokoh Fabel 'Semua Istimewa' dan Buktinya dalam Teks Fabel
Menentukan Rangkaian Peristiwa Fabel 'Semua Istimewa'
Urutkan isi fabel di atas memakai bahasamu sediri dengan menjawaban pertanyaan-pertanyaan diberikut!
Urutkan bencana yang dialami oleh Ulu di atas!
Awalnya:
Awalnya Ulu sedang berada di tepi kolam.
Tiba-tiba:
Tiba-tiba hujan turun. Ulu sangat menyukai hujan. Dia sangat senang bermandikan hujan.
Lalu:
Lalu Ulu bertemu dengan Semut, bukannya senang tiruant malah bersembunyi dari hujan sehingga Ulu mengejeknya lantaran takut hujan dan tak sanggup berenang.
Selanjutnya:
Selanjutnya Ulu berjalan dan bertemu dengan Ikan yang tidak sanggup mencicipi rintik hujan. Ulu juga mengejek ikan lantaran tidak sanggup bererak mirip katak.
Kemudian:
Kemudian Ulu bertemu dengan burung dan ditantang untuk naik ke atas pohon. Ulu tidak sanggup naik dan merasa dihina oleh Burung.
Akhirnya:
Akhirnya Ulu sadar telah menghina teman-temannya lantaran tidak sanggup mirip Ulu sesudah didiberitahu oleh Burung. Ulu meminta maaf kepada teman-temannya.
Pertanyaan selanjutnya: Mengapa Ulu meremehkan teman-temannya?
Ulu meremehkan teman-temannya lantaran menganggap dirinya paling hebat. Teman-temannya tidak sanggup melaksanakan mirip apa yang beliau kerjakan. Semut tidak sanggup berenang, sementara ikan sanggup nya hanya berenang tidak sanggup berjalan di darat.
Pertanyaan selanjutnya: Ceritakan proses Ulu hasilnya menyadari kesalahannya!
Ulu mulai sadar akan kesalahannya lantaran beliau ditantang untuk naik ke atas pohon oleh Burung. Dia hasilnya merasa terhina. Kadab itu, burung mengingatkan kepada Katak Ulu bahwa, ucapannya kepada teman-temannya menyinggung perasaan. Sejak itu Ulu sadar salah dan hasilnya meminta maaf.
Pertanyaan selanjutnya: Daftarlah huruf insan yang diibaratkan pada hewan dan huruf hewan orisinil pada fabel di atas!
Maksud dari pertanyaan di atas adalah,karakter insan yang bagaimana yang tergambarkan dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' di atas? Maka huruf yang muncul ada dua yang lebih banyak didominasi yaitu huruf orang sombong yang diwakili oleh katak Ulu, dan huruf Bijaksana yang diwakili oleh Tokoh Burung.
Katak Ulu sombong lantaran merasa ludang keringh sanggup dibanding dengan hewan lain. Sama halnya mirip insan yang merasa sombong lantaran merasa ludang keringh bisa dibandingkan dengan orang lain.
Dalam kehidupan nyata, fauna yang menjadi huruf dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' di atas memang mewakili kondisi nyatanya.
Karakter Ulu digambarkan sebagai fauna yang sanggup berenang sekaligus sanggup melompat-lompat. Karena kepakarannya itu, beliau mejadi sombong.
Karakter tokoh tiruant dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' juga digambarkan sesuai dengan kehidupan nyata. Semut tidak sanggup berenang dan takut pada hujan.
Karakter tokoh Ikan dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' digambarkan persis dengan kondisi kasatmata ikan yang hanya sanggup hidup di dalam air.
Karakter tokoh Burung dalam kisah fabel 'Semua Istimewa' digambarkan sebagai huruf yang bijaksana, sanggup mengingatkan tabiat sombong si Ulu. Dalam kehidupan nyata, burung memang merupakan hewan yang sanggup terbang.
Demikian klarifikasi dan analisis fabel 'Semua Istimewa' yang mencakup struktur fabel, alur kisah fabel, dan huruf tokoh yang ada dalam fabel.
Advertisement