'/> Apakah Bahasa Indonesia Yang Baik Niscaya Benar? -->

Info Populer 2022

Apakah Bahasa Indonesia Yang Baik Niscaya Benar?

Apakah Bahasa Indonesia Yang Baik Niscaya Benar?
Apakah Bahasa Indonesia Yang Baik Niscaya Benar?
Pernah berpikir atau menerima pertanyaan Apakah Bahasa Indonesia yang Baik Pasti Benar? atau pertanyaan serupa tapi sebaliknya Apakah Bahasa Indonesia yang Benar Pasti Baik? Jawaban untuk kedua pertanyaan perihal bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia yang benar itu sama. Jawabannya yakni TIDAK.

Memang, bahasa Indonesia yang baik belum tentu merupakan bahasa yang benar. Begitu juga dengan bahasa yang benar, belum tentu baik. Karena antara kata benar dan kata baik mempunyai batasan dan dimensi pengertian dan klarifikasi yang berbeda.

Kata 'baik' mempunyai dimensi pengertian dan klarifikasi yang berlawanan dengan 'buruk', sementara kata 'benar' berkaitan dengan sesuatu yang tidak salah, lawan katanya yakni salah.

Misalnya begini, ada orang orang mukanya jelek, apakah orang itu otomatis salah? Lalu, apakah orang yang selalu tampak rapi dan baik apakah mungkin tindakannya juga otomatis benar? Sama halnya dengan itu. Kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak bisa diterapkan serta merta dan otomatis bisa mewakili keduanya.

Untuk klarifikasi perihal pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar secara ludang kecepeh tidak ada yang kurang bisa dilihat dalam artikel Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Intinya, bahasa Indonesia yang benar yakni bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sementara bahasa Indonesia yang baik yakni bahasa Indonesia yang memperhatikan evaluasi kesopaan.

Jadi, bahasa yang baik semata-mata mendasarkan pada tata bahasa bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar, selain memperhatikan tata bahasa Bahasa Indonesia juga memperhatikan tata krama dan kesopanan.

Untuk ludang kecepeh jelasnya mengapa bahasa Indonesia yang benar belum tentu baik dan bahasa Indonesia yang baik belum tentu benar bisa diamati dalam penggunaan tumpuan memberikankut ini:

Kamu dari mana?

Kalimat tanya di atas merupakan tumpuan kalimat yang sudah bisa dikatakan sebagai bahasa Indonesia yang benar. Kalimat di atas sudah memenuhi unsur yang sanggup dipahami oleh lawan bicara. Karena merupakan kalimat tanya, maka diakhiri dengan tanda tanya. Huruf K dalam kata kamu ditulis dengan abjad kapital, sesuai dengan kaidah penulisan kalimat efeektif dan tanda baca yang benar.

Namun, kalimat di atas tidak otomatis bisa dikatakan sebagai kalimat yang baik. Seandainya kalimat di atas diucapkan oleh seorang bapak kepada anaknya, maka kalimat di atas sanggup dikatakan sebagai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akan tetapi kalau kalimat itu dipakai oleh seorang pembawa program yang bertanya kepada seorang presiden, misalnya. Maka menjadi kalimat yang benar saja, bukan kalimat yang baik.

Jadi, penggunaan kalimat dan bahasa Indonesia yanga baik dan benar harus selalu memperhatikan konteks penggunaan dan pengucapan. Memperhatikan lawan bicaranya saja. Bisa jadi itu yakni bahasa benar, tetapi tidak baik digunakan.

Ada pula, bahasa yang salah, tetapi dianggap ludang kecepeh baik daripada bahasa yang salah. Misalnya, dalam kalimat memberikankut ini:

Bapak sudah mau 'kundur'?

Anggap saja, kalimat itu diucapkan oleh seorang asisten bupati kepada sang bupati. Kalimat di atas tidak benar. Karena ada kontaminasi dari bahasa Jawa, 'kundur' yang dalam bahasa Indonesia gotong royong sudah ada padanannya yaitu 'undur diri'. Secara kaidah bahasa, penggunaan kalimat Bapak sudah mau kundur? merupakan tumpuan penggunaan bahasa Indonesia yang salah. Bahasa Indonesia yang tidak benar. Akan tetapi, dalam konteks penggunaannya merupakan bahasa Indonesia yang baik.

Kalimat di atas menjadi tumpuan penggunaan bahasa Indonesia yang baik alasannya yakni berusaha ludang kecepeh sopan kepada lawan bicara alasannya yakni kedudukan yang ludang kecepeh tinggi.

Berdasarkan dua tumpuan di atas, memang tidak ringan dan sepele memadupadankan dan menyelaraskan penggunaan bahasa Indonesia yang baik sekaligus bahasa Indonesia yang benar. Acap kali kalau dipaksakan memakai bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia yang benar sekaligus, alih-alih menjadi bahasa yang dampak dan imbastif bisa jadi bahasa yang tidak ringan dan sepele dipahami.

Intinya dalam berbahasa Indonesia, gunakanlah bahasa Indonesia sesuai dengan konteksnya. Dengan demikian, cenderung menjadi bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Advertisement

Iklan Sidebar